Keuntungan IQ, EQ, SQ, AQ dan AI

Kecerdasan Intelektual (IQ) atau Intelligence Quotient adalah kemampuan dalam hal kemampuan untuk menganalisis (analitis), dan rasio logika seseorang. Dengan demikian, IQ berhubungan dengan kemampuan berbicara, kesadaran akan hal-hal di sekitarnya dan penguasaan matematis.

Contoh sederhana adalah saat langit mendung, maka hujan akan turun hari ini.

Ayah memercayai kami untuk memasang televisi di ruangan itu, tapi dia melarang kami menonton televisi sampai jam 9 malam. Apa yang terjadi saat kita menghancurkannya?, Ayah akan memarahi kita dan fasilitas menarik (TV) ini.

IQ singkatan dari Intelligence Quotient, yang berarti mengukur kemampuan intelektual, analitis (kemampuan untuk menganalisa), dan rasio logika seseorang. Dengan demikian, IQ berhubungan dengan kemampuan berbicara, kesadaran akan hal-hal di sekitarnya dan penguasaan matematika.

Ayah memercayai kami untuk memasang televisi di ruangan itu, tapi dia melarang kami menonton televisi sampai jam 9 malam. Apa yang terjadi saat kita menghancurkannya?, Ayah kemungkinan besar akan memarahi kita dengan fasilitas atraktif (TV) ini.

Emotional Quotient (EQ) EQ adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dalam dua dimensi, yaitu arah ke arah pribadi (intrapersonal) dan lingkungan luar pribadi (interpersonal).

Komunikasi pribadi (intrapersonal) dilakukan oleh seseorang untuk dirinya sendiri. Hal ini berguna untuk meningkatkan kesadaran diri (self-awareness), penerimaan diri (self-acceptance), menghargai diri sendiri (self-respect), dan pengendalian diri (self-mastery).

Misalnya, saat kita mengharapkan ayah membelikan kita mobil, tapi tidak memberikannya dengan alasan tertentu. Dalam memainkan EQ pribadi kita, seberapa besar kesadaran diri akan manfaat mobil bagi kita.

Kemudian ketika kita menyadari bahwa manfaatnya sangat kecil, kita mulai menerima keputusan ayah kita untuk tidak membelikan mobil. Dengan menerimanya, kita tidak akan merasa sedih meski teman kita memiliki mobil sendiri.

Sedangkan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami, menerima, percaya, dan mempengaruhi orang lain. Salah satu contohnya adalah saat Anda meminta saran dari teman terbaik Anda, teman Anda akan memberi tanggapan. Tanggapan yang Anda butuhkan untuk mengerti dan menerima yang baik.

Spiritual Quotient (SQ) Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan SQ adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang mengembangkan dirinya melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai positif.

SQ adalah fasilitas yang membantu seseorang mengatasi masalah dan menghadapi masalah. Karakteristik utama SQ ditunjukkan oleh kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai oleh kemampuan seseorang untuk menjadi fleksibel dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu mengatasi penderitaan dan mungkin kesulitan, mampu mengambil pelajaran berharga dari kegagalan yang pernah dialaminya, mampu mewujudkan kehidupan sesuai dengan visi dan misinya, mampu melihat keterkaitan antara berbagai syarat, mandiri, dan pada akhirnya membuat seseorang memahami makna hidupnya.

Adversity Quotient menurut Paul G. Stoltz adalah kecerdasan yang tampak di wajahnya ketika seseorang menghadapi kesulitan atau rintangan serta kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan dan tantangan hidup yang dialami.

Markman (2005) memberikan pemahaman kecerdasan untuk mengatasi kesulitan sebagai berikut:

Adversity Quotient (AQ) adalah ilmu ketangguhan manusia, orang-orang yang berhasil menerapkan AQ memiliki kinerja optimal dalam menghadapi tantangan kecil maupun besar, yang menghadapi kita setiap hari. Sebenarnya, mereka tidak hanya belajar dari penjelasan tantangan ini saja, tapi juga meresponnya dengan lebih baik dan lebih cepat.

Adversity Intelijen (AI) adalah pengetahuan tentang ketahanan individu, individu yang secara optimal menggunakan kecerdasan ini akan menghasilkan kesuksesan dalam menghadapi tantangan, baik itu besar maupun kecil dalam kehidupan kita sehari-hari. Faktanya mereka tidak hanya belajar dari tantangan, tapi juga merespons dengan lebih baik dan lebih cepat.

AQ-AI2

Menurut Stoltz (1997), definisi Adversity Quotient dapat dilihat dalam tiga bentuk, yaitu:

  • Adversity Quotient adalah kerangka konseptual untuk memahami dan memperbaiki semua aspek kesuksesan
  • Adversity Quotient adalah ukuran bagaimana seseorang menanggapi kesulitan.
  • Adversity Quotient adalah alat yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam merespons kesulitan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi berbagai kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui Adversity Quotient untuk mengetahui apakah individu mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan yang dialami, serta kemampuannya mengatasi kesulitan tersebut. Kesulitan mendapatkan juga bisa, memprediksi siapa yang akan muncul sebagai pemenang dan siapa yang akan putus asa dalam ketidakberdayaan sebagai pecundang. Selain itu, Adversity Quotient juga bisa memprediksi siapa yang akan memberi dan siapa yang akan bertahan dalam menghadapi kesulitan.

Dalam konsep Adversity Quotient, dalam kehidupan diumpamakan sebagai pendakian. Kesuksesan adalah sejauh mana individu bergerak maju dan menanjak, terus tumbuh sepanjang hidup mereka meski mengalami kesulitan dan hambatan yang menjadi penghalang (Stoltz, 1997). Adversity Quotient sangat berperan penting dalam mencapai tujuan hidup atau mempertahankan visi seseorang, Adversity Quotient digunakan untuk membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari, sambil berpegang pada prinsip-prinsip yang membentuk tujuan dan impian.

Emotional Spiritual Quotient (ESQ) merupakan gabungan antara EQ dan SQ, penggabungan antara kecerdasan emosi dan kontrol spiritual. Model Emosional Spiritual Quotient (ESQ) dapat didefinisikan sebagai model kemampuan seseorang untuk memberi makna pada pemahaman spiritual, perilaku (moral) dan aktivitas, serta mensinergikan kemampuan IQ (Intelligent Quotient) yang terdiri dari IQ Logic (Thinking) dan IQ Finansial. Juga intelijensia dalam memenuhi kebutuhan ataupun keuangan, yaitu dengan mamanfaatkan EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) secara komprehensif.

Manfaat yang bisa diraih dari kemampuan ESQ adalah memiliki keseimbangan antara hubungan horisontal (manusia terhadap manusia) dan vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga bisa membuat kita lebih percaya diri melakukan tindakan.

 

 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.